Daftar Isi:
Shiwasu adalah kata dalam bahasa Jepang untuk bulan Desember yang secara harfiah berarti "guru berlarian." Kata ini mencerminkan bulan tersibuk tahun ini. Bagaimana cara Jepang menghabiskan akhir tahun?
Persiapan Tahun Baru Jepang
Selama bulan Desember, pertemuan bounenkai (pesta melupakan tahun) diadakan di antara rekan kerja atau teman di Jepang. Sudah menjadi kebiasaan orang Jepang untuk mengirim oseibo (hadiah akhir tahun) sekitar waktu itu tahun ini. Juga, sudah lazim menulis dan mengirim nengajo (kartu pos Tahun Baru Jepang) pada bulan Desember sehingga dikirimkan pada Hari Tahun Baru.
Pada titik balik matahari musim dingin, beberapa tradisi Jepang diamati, seperti makan kabocha dan mandi yuzu (yuzu-yu). Alasan untuk itu adalah keinginan kami untuk tetap sehat selama musim dingin dengan tetap hangat dan makan makanan bergizi.
Kebiasaan akhir tahun Jepang yang penting adalah oosoji, yang berarti pembersihan yang ekstensif. Berbeda dengan pembersihan musim semi yang umum di AS, oosoji secara tradisional dilakukan ketika cuaca agak dingin. Penting bagi orang Jepang untuk menyambut tahun baru dengan keadaan bersih, dan semua pembersihan dilakukan di rumah, kantor, dan sekolah sebelum liburan Tahun Baru.
Dekorasi
Ketika pembersihan dilakukan, dekorasi Tahun Baru biasanya ditempatkan pada 30 Desember di sekitar dan di dalam rumah. Sepasang kadomatsu (hiasan pinus dan bambu) ditempatkan di pintu depan atau di gerbang. Shimekazari atau shimenawa dibuat dengan tali jerami yang dipintal, dekorasi kertas, dan jeruk keprok digantung di berbagai lokasi untuk membawa keberuntungan. Dikatakan bahwa bambu, pinus, jeruk keprok adalah simbol umur panjang, vitalitas, keberuntungan, dan sebagainya. Dekorasi Tahun Baru lainnya adalah kagamimochi yang biasanya terdiri dari dua kue beras mochi berbentuk bulat satu di atas yang lain.
Makanan
Karena tradisional bagi orang Jepang untuk memakan kue beras (mochi) selama liburan Tahun Baru, mochitsuki (menumbuk nasi mochi untuk membuat mochi) dilakukan pada akhir tahun. Orang-orang secara tradisional menggunakan palu kayu (kine) untuk menumbuk nasi mochi kukus di batu atau lesung kayu (usu). Setelah nasi menjadi lengket, ia dipotong-potong kecil dan dibentuk menjadi bundar. Karena kue beras mochi yang sudah dikemas biasanya dijual di supermarket saat ini, mochitsuki tidak biasa seperti dulu. Banyak orang menggunakan mesin mochi-pounding otomatis untuk membuat mochi di rumah.
Selain itu, makanan Tahun Baru (osechi ryori) disiapkan sebelum liburan Tahun Baru.
Perjalanan dan Liburan
Karena banyak orang tidak bekerja dari akhir pekan terakhir Desember hingga akhir pekan pertama Januari di Jepang, ini adalah salah satu musim perjalanan tersibuk di Jepang. Setelah semua pekerjaan yang sibuk, orang Jepang biasanya menghabiskan Malam Tahun Baru (oomisoka) dengan tenang bersama keluarga. Adalah tradisional untuk makan soba (mie soba) pada Malam Tahun Baru karena mie tipis panjang melambangkan umur panjang. Ini disebut toshikoshi soba (melewati tahun mie). Restoran Soba di seluruh negeri sibuk membuat soba pada Malam Tahun Baru.
Orang mengatakan satu sama lain "yoi otoshiwo" yang berarti "Selamat lewat tahun yang menyenangkan" di akhir tahun.
Sebelum tengah malam pada Malam Tahun Baru, lonceng kuil di seluruh Jepang mulai berbunyi perlahan 108 kali. Ini disebut joya-no-kane. Orang-orang menyambut tahun baru dengan mendengarkan suara lonceng kuil. Dikatakan bahwa lonceng kuil memurnikan diri kita dari 108 keinginan duniawi kita. Di banyak kuil, pengunjung dapat menyerang joya-no-kane. Anda mungkin harus datang lebih awal untuk berpartisipasi dalam membunyikan lonceng.