Daftar Isi:
- Île de Gorée Hari ini
- Maison des Esclaves
- Objek Wisata Île de Gorée lainnya
- Cara ke Sana & Tempat Menginap
Île de Gorée Hari ini
Kengerian masa lalu pulau itu telah memudar, meninggalkan jalan-jalan kolonial yang sepi yang berjajar dengan rumah-rumah pedagang budak yang mengesankan, berwarna pastel. Arsitektur pulau yang bersejarah dan perannya dalam meningkatkan pemahaman kita tentang salah satu periode paling memalukan dalam sejarah manusia bersama-sama telah memberinya status Situs Warisan Dunia UNESCO.
Warisan orang-orang yang kehilangan kebebasan (dan sering kali nyawa mereka) sebagai akibat dari perdagangan budak tinggal di dalam atmosfer suram pulau itu, dan dalam monumen dan museumnya. Karena itu, Île de Gorée telah menjadi tujuan penting bagi mereka yang tertarik dengan sejarah perdagangan budak. Secara khusus, sebuah bangunan yang dikenal sebagai Maison des Esclaves, atau House of the Slave, sekarang menjadi tempat ziarah bagi keturunan Afrika yang kehilangan tempat tinggal yang ingin merenungkan penderitaan nenek moyang mereka.
Maison des Esclaves
Maison des Esclaves dibuka sebagai peringatan dan museum yang didedikasikan untuk para korban perdagangan budak pada tahun 1962. Kurator museum, Boubacar Joseph Ndiaye, mengklaim bahwa rumah asli telah digunakan sebagai stasiun penampung budak dalam perjalanan ke Amerika. Itu telah berfungsi sebagai pandangan terakhir Afrika untuk lebih dari satu juta pria, wanita dan anak-anak yang dikutuk untuk hidup sebagai budak.
Karena klaim Ndiaye, museum ini telah dikunjungi oleh banyak pemimpin dunia, termasuk Nelson Mandela dan Barack Obama. Namun, beberapa cendekiawan membantah peran rumah itu dalam perdagangan budak di pulau itu. Rumah itu dibangun menjelang akhir abad ke-18, saat itu perdagangan budak Senegal sudah menurun. Kacang dan gading akhirnya mengambil alih sebagai ekspor utama negara itu.
Terlepas dari sejarah sebenarnya situs itu, itu tetap menjadi simbol tragedi manusia yang sangat nyata - dan titik fokus bagi mereka yang ingin mengungkapkan kesedihan mereka. Pengunjung dapat mengikuti tur sel-sel rumah, dan melihat melalui portal yang masih disebut sebagai "Door of No Return".
Objek Wisata Île de Gorée lainnya
Île de Gorée adalah surga ketenangan dibandingkan dengan jalan-jalan bising di dekat Dakar. Tidak ada mobil di pulau itu; sebaliknya, lorong-lorong sempit sebaiknya dijelajahi dengan berjalan kaki. Sejarah eklektik pulau ini terlihat dalam berbagai gaya arsitektur kolonialnya, sementara Museum Sejarah IFAN (terletak di ujung utara pulau) memberikan gambaran sejarah regional sejak abad ke-5.
Gereja Santo Charles Borromeo yang dipugar dengan indah dibangun pada tahun 1830, sementara masjid dianggap sebagai salah satu yang tertua di negara ini. Masa depan Île de Gorée diwakili oleh adegan seni Senegal yang sedang berkembang. Anda dapat membeli karya seniman lokal di salah satu pasar berwarna-warni di pulau itu, sementara daerah dekat dermaga dipenuhi dengan restoran otentik yang terkenal dengan makanan laut segar mereka.
Cara ke Sana & Tempat Menginap
Feri reguler berangkat ke Île de Gorée dari pelabuhan utama di Dakar, mulai pukul 6:15 dan berakhir pada pukul 10:30 malam (dengan layanan selanjutnya pada hari Jumat dan Sabtu). Feri memakan waktu 20 menit dan jika Anda mau, Anda dapat memesan tur pulau dari dermaga di Dakar. Jika Anda berencana untuk tinggal lebih lama, ada beberapa guesthouse terjangkau di Île de Gorée. Hotel yang direkomendasikan termasuk Villa Castel dan Maison Augustin Ly. Namun, kedekatan pulau dengan Dakar berarti banyak pengunjung memilih untuk tinggal di ibukota dan melakukan perjalanan sehari ke sana.
Artikel ini diperbarui dan ditulis ulang sebagian oleh Jessica Macdonald.